Menangkap Ide
Sering kali, banyak sekali keinginan
yang terpendam di dalam pikiran kita. Sekali melihat karya seseorang yang kita
anggap keren atau semacamnya, tentu ada keinginan untuk bisa menjadi seperti si
pembuat karya itu. Namun, untuk mewujudkan dalam bentuk nyata, tidak hanya
kemampuan (skill) saja yang
dibutuhkan, ide dan kemauan juga.
Setiap hari mata kita tidak terlepas dari
pandangan ponsel cerdas. Paling tidak, minimal tiga puluh menit kita gunakan
untuk berselancar internet. Tentu saja ada sangat banyak informasi yang ada di
dalam internet, bergantung diri kita saja apakah ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya atau tidak.
Keinginan untuk melahirkan karya
melalui tulisan, seperti novel, cerpen, puisi atau semacamnya, ide adalah poin
teratas. Baiknya, ketika satu ide saja atau lebih baik lagi jika banyak ide
bermunculan di benak kita, bersegeralah tuangkan ide itu dalam bentuk yang kita
inginkan. Sebab, setiap waktu berlalu, ide –ide itu selalu silih berganti.
Namun, ada kalanya ketika kita merasa
benar-benar stuck (tertahan tanpa ide
berarti), keinginan untuk melanjutkan karya impian itu perlahan terhenti. Kita mulai
malas, dan tidak bersemangat untuk melanjutkan karya itu lagi. Inilah hambatan
terbesar dalam proses pewujudan karya. Idealnya, kita harus bisa melawan rasa
malas demi terwujudnya karya yang kita inginkan. Jika memang benar-benar ingin
menyelesaikan karya itu namun ide-ide lain belum bermunculan, jangan paksa diri
kita untuk terus melanjutkannya. Hal ini justru akan menekan kinerja otak, dan
ide yang benar-benar murni dari dalam diri kita itu akan sulit terlihat. Biarkan
pikiran untuk santai sejenak, dan ketika mental dan fisik dirasa cukup untuk
menuangkan ide kembali, segeralah melakukannya.
Bagaimana dengan membuat lagu? Bagi sebagian
besar kita yang hanya sebagai penikmat musik, tentu mendengarkan hasil karya
orang adalah perkara mudah. Banyak orang menyukai lagu ini, tetapi lagu-lagu
yang lain diremehkan sebab mereka menganggap jenis lagu itu tidak sesuai dengan
diri mereka. Pada dasarnya, mereka menulis lagu ketika mereka menangkap ide
dimanapun, sama halnya ketika kita menemukan ide untuk dituangkan ke dalam
karya sastra. Inspirasi itu datang dari mana saja. Mulai dari lingkungan
sekitar, kejadian ketika PDKT dengan gebetan, perasaan ketika ‘jadian’ dengan
doi, masa-masa kasmaran dengan sang pacar, hingga ketika patah hati sekalipun.
Lakukan segala cara yang sekiranya
baik dan benar untuk menangkap ide. Hal ini berlaku bagi siapa saja yang sedang
mewujudkan karya, maupun bagi sebagian orang yang hanya sedang berangan-angan
untuk melahirkan karya. Jangan biarkan pikiran tanpa inspirasi memaksamu untuk
berhenti menghasilkan karya. Sebab, ketika semangat muncul dari mental dan
fisik kita, ide itu akan datang dengan sendirinya.